Puncak Mega via Gunung Sangar

QS: Al Ahzab:41-42

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang”.

Awalnya kami ber-5 Sabondoroyot + 1 orang teman ingin hiking biasa aja ke gunung Sangar. Jalan santai menikmati punggungan naga dan kalau bisa sih ingin sampai puncak Mega gunung Puntang.
Saya, Yunan, Nila & Mita sudah pernah ke sini Juni tahun lalu, tapi kami belum bisa mencapai puncak Mega.
Ternyata sebagian TimikTimik ingin ikut juga. Jadilah kami ber16 berangkat pagi itu.

Kali ini lewat jalur resmi.
Parkiran BC penuh, sekitar 40 lebih motor dan 4 mobil.

Jam 8 pagi perjalanan dimulai. Disambut ladang warga, lalu hutan Pinus. Medannya tanah lengket, tanjakannya langsung uwow! Kami beriringan dengan teman-teman dari TBA (Tektok Bandung Adventure).

Masuk ke kebun kopi, kami kehilangan kang Asmul! Weleeeeh, tapi meyakini akan bertemu juga di puncak Gunung Sangar.

Di kebun kopi ada rest area! Dipinggir sungai yang ada air terjun mini & toilet tertutup!

Perjalanan dilanjut, melewati sungai kecil dan hutan ilalang.
Tanjakannya….ya naik! Hahha dinikmati saja.
Tanjakan lumayan panjang, semakin mendekati ke puncak Gunung Sangar lahan semakin terbuka

Jam 10 kurang 10 menit kami sampai di puncak Gunung Sangar.
Udara cerah ceria alias panas!
Apalagi di ruang terbuka begini!
Banyak yang kemping di sini, kebayang panasnya.

Mulai dari sini perjalanan dilanjutkan menyusuri punggungan naga. Kenapa dibilang punggungan naga?
Karena literally bentuknya seperti puncak punggung sang naga, tipis…kiri kanan medan terjal alias jurang, naik turun dan panjaaaaaaaaang!

Hanya ada 2 pohon tinggi yang ada di awal perjalanan dan sekelompok pohon Kaliandra di puncak ke-2, selebihnya…ilalang dan pohon pakis yang tingginya selutut sampai sedada.
Sepanjang punggungan juga banyak batu kecil dan besar, yang lumayan besar disebut Tebing Batu tapi banyak yang bilang juga Batu Belah dan yang paling hitz, Batu Legend atau Batu Besar atau Batu Lion King.

Pemandangannya masih luar biasa, breathtaking, speechless. Masih terharu melihat hijaunya lembah, lebatnya hutan, lekukan menggoda tiap punggungan, birunya langit berhias putihnya awan.

Buat saya… it’s bring back memories. My subconscious awareness.
Pertama ke sini saya butuh waktu 3 hari untuk pulih 😬
Kali ini saya janji ke diri…dirimu hanya butuh menikmati setiap langkah, menyimpan sensasi semua indera untuk diri sendiri. Cerita perjalanan yang lalu ada di sini

Ada suatu waktu saya menawarkan diri untuk mengambil foto teman-teman di Tebing Batu, yang membuat saya jadi sendirian di bawah and I’m glad to offer my self karena di situ saya dapat menikmati sekitar dengan syahdu, sepi, sendirian ditemani suara angin dan daun, lalu haru menerpa…masya Allah, nikmatMu luar biasa 🙏🏽

Lanjuuuuuut!
Setelah Tebing Batu, kami berhadapan dengan tanjakan panjang yang bikin lelah sambil teterekelan + kukulutusan, tanjakan yang memaksa kami harus beristirahat di tengah tanjakan dan berebut tempat di bawah sebatang pohon Kaliandra.

Ditanjakan ini ada 2 orang dari TBA yang akhirnya menyerah tidak melanjutkan.
Pengennya sih ya sudahlah…tapi insya Allah terus yaaaaaa
Akhirnya sampai juga ke puncak Reregan 1, di sini tempat paling teduh! Kami tergeletak di rimbunnya pohon Kaliandra!
Panas matahari yang menyengat membuat pusing kepala saya artinya…minum harus diperbanyak! Bersyukur saya membawa air lebih.

Masih kuat? Let’s go!
Kembali berhadapan dengan tanjakan. Kali ini penuh batu, sebagian besar mudah longsor, harus pintar memilih pijakan dan menjaga jarak karena sewaktu-waktu bisa ada batu meluncur dari atas. Sedikit mau sampai puncakan ada hiburan dari potograper buat berpose gaya pendaki ulung 😁

Di puncak ini tempat Nila menyerah tahun lalu, kali ini terus ya Nill! Puncak Reregan 2!

Menuju Batu Besar.
Selanjutnya trek makin tipiss, langkah semakin waspada, banyak batu besar yang harus dilangkahi, diinjak, bahkan dipeluk, Puncak Mega tampak tertutup awan, di sebelah kirinya ada air terjun, kabarnya itu curug Siliwangi yang ke-1, indahnya….

Jam 13 kurang sampai juga di Batu Besar! Batu hitsss di sini. Sambil menyandar di bebatuan besar kami membuka bekal, lapaaar!
Dan pastinya foto-foto donk!
Sesuai janji saya diawal, saya menikmati semuanya dalam memori saja, dengan senang hati saya jadi potograper yang perutnya melorot melihat para foto model yang beraksi diatas batu, duuuuuh!
Jam 13.30 kami mulai menanjak lagi, ayo dikit lagiiiii!

Antara semangat ingin cepat sampai dan menguatirkan awan yang semakin tebal di puncak, melewati Puncak Pedang dan Puncak Simpangan Cimeuhmal, perjalanan menuju tugu mdpl ternyata hanya butuh waktu 30 menit!
Aaaah senangnya! Akhirnya sampai juga! Alhamdulillah.
Langsung minta foto sambil memeluk tugu, kamu yaaaaa dirindukan!

Lanjut makan perbekalan, teman-teman yang lain sudah mengeluarkan kompor, mau masak air buat kopi dan indomie…tiba-tiba……

Hujan mulai turun…kami kira hujan karena kabut yang suka datang dan pergi, tapi kok makin deras…..langsung ambil jas hujan dan fly sheet digelar untuk apa? Untuk menyelamatkan indomie yang sedang dimasak! 😄
Akhirnya indomie bisa dinikmati bersama-sama dengan toping sosis, baso tahu dan sukro hahaha

Lalu hujan mereda. Kami segera bergegas turun. Ketika mulai menapaki jalur punggungan naga, hujan kembali datang dan kali ini….subhanallah…disertai angin kencang dari sebelah kanan dan gluduk petir.
Langsung kéder, meski rasanya petir masih diatas sana tapi suaranya menggelegar sampai ke hati.
Angin kencang menerpa muka kalau kita menghadap ke kanan, kalau badan ke kiri anginnya akan meniup kencang jas hujan hingga menghalangi pandangan, sementara jalur menurun dan sempit, harus mempercepat langkah sekaligus tetap waspada.

Jangan lupa…kami jalan di punggungan yang terbuka 🙈

Rasanya lama sekaliii hujan angin ini, bibir sudah sibuk berdzikir dan terus menyelipkan doa agar hujan badai ini dihentikanNya, tangan dingiiin, setiap melihat cahaya dan suara gluduk, badan rasanya reflek untuk jongkong dan berlindung.

Melewati Batu Besar dan jalur tipis, hujan mulai mereda, kami bernafas lega, baru bisa mengangkat kepala dan melihat sekitar, awan terlihat terangkat di atas dan melihat ke bawah rasanya kok terang benderang saja dan ketika melihat ke belakang ke arah Puncak Mega, pemandangan menakjubkan di atas sana, ada air terjun di tengah gunung!
Letaknya di bawah kanan Curug Siliwangi yang kami lihat ketika naik, mungkin sudah ada dari awal tapi karena hujan, airnya berlimpah jadi baru terlihat dari jauh. Wow!
Engga sempat mengabadikan dengan kamera karena hp sudah di non aktifkan dari tadi.

Mulai bisa becanda, tersenyum, istirahat minum dulu. Celana juga mulai kering. Melewati turunan berbatu yang mudah lepas, beruntung kami melewati ini setelah hujan berhenti. Turunan batu ini rasanya kok engga selesai-selasai yaaa? Panjang banget!

Mulus sampai BC? Tidak semudah itu Ferguso!

Mendekati puncak Reregan 1 kok ya tiba-tiba awan hitam kembali bergerak, kali ini dari sebelah kiri.
Ya Allah…sesi ke-2 hujan badai kembali menerpa!
Kali ini rasanya rintik hujan sangat kencang turunnya hingga terasa sakit di pundak dan kepala, anginnya tidak sekencang yang pertama tapi…..
Petirnya ya Allah….dekat sekali!
Saya jadi yang paling depan ketika Yunan sudah ngabret lari duluan sehingga kilatan cahayanya terlihat jelas di depan mata. Bibir semakin cepat melafazkan puja-puji dan ampunan padaNya. Badan semakin menunduk. Doa semakin panjang, pikiran sudah melayang kemana-mana berusaha fokus dengan tetap menjaga pikiran negatif untuk tidak menetap. Kalau ini kalau itu… dzikir aja dy!!

Sampai di Tebing Batu saya sempat geumpeur…ini terbuka sekali, tanpa tanaman apapun…ya Allah…

Mendekati pohon Jomblo ada petir yang kilatnya dekat dan jelas sekali di depan, saya sempat jongkok dan menahan nafas…saya menengok ke belakang, ada kang Bembi dengan wajah tegang menyuruh saya untuk terus berjalan, saya bilang ke diri….dikit lagi dy! Itu udah puncak Sangar!
Untungnya medan sudah lumayan datar nih, saya segera mempercepat langkah, hampir setengah berlari, dibantu tracking pole yang menyeimbangkan badan tapi jadi dilema ketika banyak petir seperti ini. Dikit lagi dy..dikit lagiii!

Akhirnya melewati puncak Sangar. Memasuki lorong ilalang, tapi masih sedikit terbuka, ayo terussss. Banyak ilalang di Tanah menjadikannya licin, hujan mulai mereda, tapi petir masih bersautan. Teh Yulia udah pengen istirahat, bentar ya teh udah deket ke saung iniii. *dipuncak Gunung Sangar ada yang kemping pula! 1 tenda hadeuuuh

Alhamdulillah sampai juga ke saung, bisa bernafas lega dan mengendorkan ketegangan di muka… fuiiiih
Engga pakai lama, karena badan basah kedinginan, juga sudah sore, kita lanjut.

Trek tanah lengket dan licin bikin kami harus hati-hati, sepatu jadi berat, ada persimpangan yang bikin bingung tapi cukup liat saja jejak kaki yang paling banyak.

Mulus sampai BC? Sudah cukup Esmeraldah!
Alhamdulillah kali ini mulus sampai BC
Tepat jam 6 sore!
Dan satu persatu teman-teman bermunculan sampai dengan selamat di BC…

Ternyata kondisi cuaca memang tidak bisa diprediksi, sehari sebelumnya saya sudah mengecek si windy dot com bilang cuma awan dan hujan ringan.
Ini seperti diingatkan akan kuasaMu agar kami tidak lupa bahwa semua yang kami lihat, kami rasakan, kami kagumi itu adalah ciptaanMu.

Bahwa lemah tak berdaya sama berharganya dengan kuat juga teguh
Bahwa takut sama rasanya dengan beranimu.
Bahwa semua itu rasa yang Ia berikan untuk kau syukuri.
Tak ada yang lebih baik satu dan yang lain. Semua sama berharganya, yang harus selalu di syukuri, tak ada daya upaya kecuali yang datang dariMu ya Robb.

Pengalaman yang akan selalu diingat dan semoga cukup sekali aja.

Terima kasih yang menemani dan ditemani. Tanpa kamu..kamu.. dan kamu, perjalanan ini akan hambar! 😁😄

Note:
Alhamdulillahnya yaaa semua jadi sholeh sholehah karena kejadian ini, di group Sabondoroyot rada adem engga ada berantem-beranteman, cuma saya penasaran aja sampai kapan bisa bertahan yaa? 😁😄

Note 2:

Hari Selasa 1 Februari, Gunung Sangar dan Jalur punggungan naga di tutup sementara, karena ada kejadian 2 orang pendaki hilang. Kabar terakhir sudah ditemukan.

Kejadian ini membuat saya menunduk dalam…sungguh saya beruntung.

Leave a comment