Gunung Putri – Cikahuripan bersama Timik-Timik

Minggu, 21 Maret 2021, genk Timik-Timik alias ITB Lintas Angkatan kembali berkumpul untuk menjelajah. Meskipun sehari sebelumnya saya basah kuyup di Manglayang, tapi untuk ketemu Timik-Timik mah dibelain! Semacam ada rindu gituu.. 😍

Kali ini Gunung Putri dan sekitarnya. Aah berkali-kalipun saya engga bosen ke sini.

Di rumah.. saya punya halaman tengah…
Di utara…saya punya halaman belakang 😁.
Jayagiri dan sekitarnya adalah “halaman belakang” rumah saya, karena mudah aksesnya dan cepat dijangkau dari rumah….yaa seperti menengok kebun sendiri 😉

Dimulai dengan pembagian kaos Timik-Timik hasil negosiasi dengan salah satu kandidat calon Ketua IA ITB (terima kasih) dilanjutkan menyusuri tanjakan pavling block langsung ke Geger Bintang Matahari, spot terbaik di Gunung Putri untuk melihat awan di bawah! Kalau jeli, ada kubah putih teropong Zeiss Observatory Bosscha terlihat dari sini.
Patahan Lembang juga terlihat jelas, dari arah Timur (Tebing Keraton), Gunung Batu Lembang sampai ke arah Cisarua.

Sambil menunggu peserta lain, pembagian makanan di mulaiiii! Ada yang bawa lontong oncom, bolu kukus gula aren, lontong mie dan lain-lain. Ngga perlu kuatir ransum ini mah!

Puas berfoto. Kembali menyusuri tanjakan ke Puncak Gunung Putri. Demi apa? Demi melihat pemandangan yang lebih keren lagi!😎

Di sini kita bisa lihat 360 derajat!
Gunung Tangkuban Perahu (mesjid di tempat parkir dipinggir Kawah Ratupun bisa terlihat) Gunung Burangrang, Gunung Tampomas, Bukit tunggul dan Pegunungan Bandung Selatan.

Lalu lanjut berjalan ke arah Benteng Belanda, nah ini! Spot foto yang paling rame! 😄 karena dibutuhkan angle yang pas untuk mendapatkan foto keren! Foto dari bawah, sampai naik ke atas, dari dalam gedung sampai naik ke jendela!

Dari sini, berlanjut wisata warung! Hahaha karena sepanjang jalur akan menemui banyak warung. Yang pertama, setelah melewati turunan hutan pinus ada Warung Mak Eti di persimpangan jalan batu. Lalu lanjut menyusuri jalan batu ke arah Warung Kumis Cikole, ada lapangan luas di belakang warung ini, di sini sering diadakan acara gitu.

Nah dari sini menuju Warung Abah Jengkol, biasanya tinggal menyusuri jalan off road berbatu, tapi kami diajak menyusuri hutan Pinus! Indahnya!!
Terdengar suara angin menyelinap diantara daun pinus…romantis! 😍
Di sini tempat favorit saya untuk berbaring diatas daun pinus kering sambil menikmati suara angin dan memandang pohon pinus yang bergoyang….dengan catatan! Kalau weekend semua itu bisa dinikmati sebelum jam 11 siang ya!! Karena setelahnya akan berganti dengan suara motor cross + bau bensin 😔

Keluar hutan pinus ada Warung Abah Jengkol, sesuai namanya, terkenal dengan Jengkolnya, lanjut ke Puncak Jayagiri, naik sedikit saja sambil menelusuri jalur pipa air kita sudah bisa sampai ke Puncak Jayagiri, eh sebelumnya…ada Warung Puncak Jayagiri Legendaris, Warung Mak Idah! Kabarnya sudah ada dari tahun 1973!

Dari sini kembali turun dengan jalur berbeda, kembali menyusuri jalur off road tanah. Di dekat jalur masuk ke Leuweung Kunti, ada 2 ekor kuda lagi menikmati rumput segar, saya curiga ini kuda-kuda dari Jungle Milk, karena ada istal kuda di sana.
(Btw, area yang dipagari kawat berduri di dekat Puncak Jayagiri adalah lahan pribadi yang disewakan oleh PERHUTANI, jadi jangan sembarangan menerobos, kalau ketauan bisa kena denda!)

Setelah melewati jalur off road tanah bertemu dengan jalur off road berbatu, tujuan kita Benteng Cikahuripan! Berjalan di area ini baru terlihat banyaknya rombongan Timik-Timik 😍
Tinggal menelusuri jalan saja, sampai lah kita di Warung Abah Benteng.

Untuk mencapai Benteng kita harus jalan menanjak ke atas bukitnya, lalu akan bertemu dengan bangunan benteng yang sudah tertimbun setengahnya.
Harusnya ada bagian benteng yang lain di bawahnya tapi karena kami tidak tahu jadi tidak ke sana. (Wajib remedial ini sih!)
Ini adalah tujuan akhir tapi belum berakhir donk! Kami masih harus kembali ke Gunung Putri, ada botram di sana!

Arah pulang menelusuri jalur off road berbatu…
Heeemmm
Kalau sudah bicara off road…mau 4WD ataupun motor cross….ya begitulah
Untuk jalur berbatu, mungkin memang sudah disediakan untuk kendaraan, tapi kalau sudah masuk hutan dan jalur tanah..😔 ini yang bikin sedih, tanah akan amblas semakin dalam, bahkan ada jalur yang mobilpun tidak akan terlihat ketika melaluinya, sangking dalamnya, kalau sudah rusak begitu…dengan mudahnya cari jalur lain 😫
Semoga ada solusi terbaik yaa untuk semua agar tetap dapat menikmati hutan tanpa merusak 🙏🏽

Sampai di hutan pinus Gunung Putri sudah jam 13.00 dan langsung disambut dengan sambal mba Retno donk! 😍 eh sambal kolaborasi mba Retno dan Om Didik!
Mantap benerrrrr!

Yang begini ini yang bikin rindu!

Trekking Lintas angkatan kali ini diikuti lebih banyak peserta daripada yang ke Patuha, dengan tetap menjaga prokes, peserta terbagi beberapa kelompok dengan sendirinya, luasnya lokasi yang dilalui membuat kami bisa dengan mudah menjaga jarak tapi masih bisa melihat peserta yang lain.
Kali ini jalur yang dilalui juga diberi petunjuk pita oranye dan tulisan Timik-Timik sehingga tidak kuatir tersesat.

Akhirnya saya bukan satu-satunya angkatan 95 dan Astronomi! Racun hikingnya bekerja!! Angkatan 95 kali ini ada 3 orang dan Astronomi juga 3 orang. Senangnya. Meski sama anak Astro engga foto lengkap bertiga (gara-gara Umar yang telat hahaha) tapi udah bahagia laah ada yang sejurusan.

4 jempol buat teman-teman yang bersedia mengatur trip seperti ini, dari tim survey, tim kaos, tim botram sampai tim sweeper!
Pesertanya juga asyik banget! Saya berganti-ganti kelompok terus sepanjang perjalanan, berkenalan dan memanjangkan silaturahmi, dari angkatan 1977 sampai 2020!

Semoga setiap langkah dalam trip ini bisa bermanfaat untuk diri dan sekitar kita yaa, insya Allah bisa semakin sehat lahir batin dan bahagia!! Sampai ketemu di trip berikutnya!

Foto : dari berbagai sumber postingan di group Lintas Angkatan.

Note: trip kali ini karena jalur favorit, saya mendedikasikan jadi potograper aja, eh malah banyak yg motret candid hahhaa.

Leave a comment